kumpulan jugul skripsi keperawatan

329 JUDUL SKRIPSI

1. HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN GANGGUAN MAKAN
2. HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEPUASAN SEKSUAL DENGAN SIKAP TERHADAP EXTRAMARITAL SEX
3. PERBANDINGAN SIKAP MAHASISWA TERHADAP KONSELING ANTARA MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING DI PBKP PADA MAHASISWA UNIVERSITAS TARUMANAGARA
4. HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN FISIK DAN PENGARUH PSIKOLOGIS DENGAN KESEHATAN MENTAL PEREMPUAN PADA MASA MENOPAUSE
5. STUDI KORELASI ANTARA KONSEP DIRI DENGAN AGRESIVITAS PADA PELAKU PENJARAHAN DALAM PERISTIWA KERUSUHAN MEI 1998 DI JAKARTA
6. PENGARUH PENGASUHAN IBU TUNGGAL PADA KELUARGA BERCERAI TERHADAP KESEHATAN MENTAL REMAJA
7. PERBEDAAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK TUNGGAL PADA USIA REMAJA ANTARA POLA ASUH ORANG TUA OTORITER (AUTHORITARIAN PARENTS), PERMISIF (PERMISSIVE PARENTS) DAN DEMOKRATIS (AUTHORITATIVE PARENTS)
8. HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERSEPSI PEMIMPIN TERHADAP PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
9. PENGARUH KARAKTERISTIK PENGASUHAN POSITIF IBU BEKERJA TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK PRASEKOLAH
10. HUBUNGAN ANTARA SIKAP BURUH TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA
11. PERBANDINGAN TINGKAT KREATIVITAS VERBAL PADA MAHASISWA STIKES NWU YANG MENGALAMI POLA ASUH DEMOKRATIS, OTORITER, DAN PERMISIF
12. HUBUNGAN ANTARA BUDAYA PERUSAHAAN DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PERUM PEGADAIAN KANTOR PUSAT JAKARTA
13. DINAMIKA PSIKOLOGIS YANG DIALAMI OLEH PEREMPUAN YANG MELAKUKAN ABORSI AKIBAT KEHAMILAN PRANIKAH
14. DINAMIKA EMOSIONAL MENJELANG AJAL DAN SETELAH LEPAS DARI MAUT
15. KEMAMPUAN ADAPTASI JANDA DALAM MENJALANKAN FUNGSINYA SEBAGAI ORANGTUA TUNGGAL
16. DINAMIKA KECEMASAN PADA REMAJA DALAM MENGHADAPI KEMATIAN ORANGTUA
17. PERANAN MIKROSISTEM DALAM KEHIDUPAN REMAJA PEREMPUAN YANG MENJADI PECHUN
18. HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN DERAJAT STRES PADA MASA MENOPAUSE
19. PERBANDINGAN KEMAMPUAN MEMBINA INTIMATE RELATIONSHIP ANTARA DEWASA MUDA YANG PERNAH DENGAN YANG TIDAK PERNAH PACARAN PADA MASA REMAJA
20. MUSIK LUDWIG VAN BEETHOVEN DAN PERASAAN INFERIORITAS INDIVIDU YANG BISA MEMAINKAN DAN MENYUKAI MUSIKNYA
21. SIKAP PRAKTISI PSIKOLOGI TERHADAP KEMATIAN
22. HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN EFEKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MANAJER
23. HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE, KECERDASAN ANTAR PRIBADI, DAN TIPE KEPRIBADIAN A
24. HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MEMPEROLEH HUKUMAN FISIK SEJAK MASA ANAK DENGAN PERILAKU AGRESIF SAAT REMAJA
25. PENGHAYATAN MAKNA HIDUP PEREMPUAN BERCERAI
26. HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KEPUASAN KERJA
27. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KARAKTERISTIK GURU MATEMATIKA DENGAN KECEMASAN MATEMATIKA PADA SISWA SD
28. HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PENINGKATAN MOTIVASI BERPRESTASI; SUATU STUDI PADA ATLET BOLA BASKET
29. VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI REMAJA UNTUK MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS PRANIKAH DITINJAU DARI MODEL PLANNED BEHAVIOR THEORY (FISHBEIN & AJZEN)
30. PERSEPSI PEREMPUAN PRIMIPARA TENTANG DUKUNGAN SUAMI DALAM USAHA MENANGGULANGI GEJALA PASCASALIN
31. HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DAN HARGA DIRI DENGAN LEVEL STRES INDIVIDU PADA MASA MENOPAUSE
32. TINDAKAN PROSTITUSI ANAK JALANAN PEREMPUAN SEBAGAI SALAH SATU DAMPAK TRAUMA PSIKOLOGIS AKIBAT PENYIKSAAN FISIK DAN SEKSUAL
33. PENYESUAIAN DIRI PEREMPUAN BEKERJA PADA BIDANG PEKERJAAN YANG DIDOMINASI OLEH LAKI-LAKI
34. KEHIDUPAN PERNIKAHAN PEREMPUAN YANG MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH
35. DAMPAK PSIKOLOGIS PADA DIRI SEORANG ISTERI YANG MENGALAMI INFERTILITAS
36. PENGHAYATAN BERAGAMA DAN PRASANGKA RASIAL DI KALANGAN MAHASISWA KRISTEN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
37. UPAYA ORANG TUA MEMBIMBING ANAK AUTISTIK AGAR DAPAT MENGEMBANGKAN DIRI SECARA OPTIMAL
38. PENYESUAIAN DIRI IBU YANG MEMILIKI ANAK TUNARUNGU
39. HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA KARYAWAN
40. PERAN MOTIVASI PRIBADI DALAM MENGATASI DROP OUT PROGRAM REHABILITASI KETERGANTUNGAN OBAT
41. HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF REMAJA PUTRI. STUDI PADA SMU TUNAS PATRIA UNGARAN
42. CARA PENANGGULANGAN STRES PADA PRAMUGARI
43. PENGARUH MEDITASI TERHADAP KESEHATAN MENTAL ORANG DEWASA MADYA, BERDASARKAN KAJIAN TEORI AKTUALISASI DIRI MASLOW
44. ADAPTASI ORANGTUA DALAM MENGHADAPI ANAK AUTISTIK
45. COPING INDIVIDU GAY DALAM BERADAPATASI DENGAN NORMA SOSIAL MASYARAKAT
46. HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECEMASAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN PADA REMAJA TUNA DAKSA
47. HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN SELF EFFICACY DENGAN TINGKAT STRES PADA WANITA YANG BERPERAN GANDA
48. PENGARUH PANDANGAN TRADISIONAL TIONGHOA TENTANG PERKAWINAN TERHADAP KECEMASAN PEREMPUAN LAJANG DEWASA MADYA
49. PENGARUH KURANGNYA KOMUNIKASI IBU SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL TERHADAP REMAJA LAKI-LAKI PENGGUNA NARKOBA DAN PELAKU SEKS PRANIKAH DI MANGGA BESAR
50. PERSEPSI PEREMPUAN DEWASA MUDA TERHADAP PENERAPAN DISIPLIN DARI ORANGTUA SUKU ACEH DI JAKARTA
51. PERBANDINGAN ANTARA KECEMASAN PADA IBU YANG BEKERJA DENGAN IBU YANG TIDAK BEKERJA TERHADAP INTERAKSI HETEROSEKSUAL REMAJA
52. HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PERAN IBU DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH
53. HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TENTANG CEDERA DENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA ATLET BOLA BASKET PROFESIONAL YANG PERNAH MENGALAMI CEDERA LUTUT
54. HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DI SEKOLAH DENGAN HARGA DIRI PELAJAR SMU
55. KONFLIK-KONFLIK PADA IBU YANG BEKERJA DI LUAR RUMAH
56. BENTUK-BENTUK REAKSI EMOSIONAL ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DALAM MENGHADAPI KEMATIAN BERDASARKAN TEORI STAGES OF DYING DARI ELIZABETH KUBLER-ROSS
57. HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGENDALIAN EMOSI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA
58. HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI NILAI RELIGIUS DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP SEKS PRANIKAH
59. HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN KECEMASAN TERHADAP TES DENGAN PRESTASI BELAJAR
60. HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN KESEPIAN
61. GAMBARAN KONFLIK DAN REAKSI EMOSIONAL PEREMPUAN DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PERAN GANDANYA
62. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MENGENAI DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI
63. HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN MOTIVASI PERSAHABATAN
64. PERBANDINGAN KONSEP DIRI REMAJA OBESITAS YANG MENGALAMI POLA ASUH ORANG TUA YANG OTORITER, PERMISIF, DAN DEMOKRASI
65. RASA AMAN PADA PRAREMAJA
66. KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH
67. DINAMIKA PSIKOLOGIS ISTERI YANG MENGALAMI KEKERASAN FISIK DI DALAM RUMAH TANGGA
68. PERBEDAAN PENYESUAIAN DIRI GURU SD BIASA DENGAN GURU SLB C DALAM MENDIDIK MURIDNYA
69. DINAMIKA EMOSIONAL DAN PROSES PENYESUAIAN DIRI PEREMPUAN YANG BERCERAI KARENA PENGANIAYAAN SUAMI
70. DINAMIKA PENYESUAIAN ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) MENUJU KESEJAHTERAAN EMOSIONAL SETELAH DIAGNOSIS HIV
71. DINAMIKA PSIKOLOGIS LAKI-LAKI PENDERITA GANGGUAN IDENTITAS GENDER
72. RENDAHNYA DAYA LENTING DAN PERANANNYA PADA ALKOHOLIK
73. PERBEDAAN ANTARA KEPRIBADIAN TIPE A DENGAN KEPRIBADIAN TIPE B DALAM CARA MENGATASI KONFLIK
74. PERANAN FAKTOR RELIGIUS TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL PADA REMAJA DARI KELUARGA BERCERAI
75. DAMPAK KETIADAAN AYAH (AYAH MENINGGALKAN KELUARGA) TERHADAP PEMILIHAN PASANGAN HIDUP SEORANG PEREMPUAN
76. HUBUNGAN ANTARA BEBERAPA CIRI PERILAKU GURU DENGAN PRESTASI SISWA
77. PENGARUH PERCERAIAN TERHADAP KONSEP DIRI INDIVIDU DALAM MEMILIH PASANGAN HIDUP
78. EKSPRESI SENI LUKIS PADA PENDERITA SKIZOFRENIA SEBAGAI INDIKATOR DINAMIKA KEPRIBADIAN PENDERITA
79. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN, LINGKUNGAN FISIK KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA
80. HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL, DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA GURU
81. TAHAP REAKSI EMOSIONAL IBU DENGAN ANAK YANG MENDERITA KELAINAN KROMOSOM
82. DINAMIKA PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN SEKSUAL PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG (Jugun Ianfu)
83. PERSEPSI SUAMI TERHADAP SIKAP DOMINAN ISTRI DALAM HUBUNGAN PERKAWINAN
84. PERANAN HARAPAN TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN PENYAKIT KANKER
85. DINAMIKA EMOSI PADA PENYANDANG TUNADAKSA PASCA KECELAKAAN
86. HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS, INTELIGENSI DAN PRESTASI AKADEMIK
87. PERSEPSI MENGENAI KEKERASAN SUAMI TERHADAP ISTRI DAN KAITANNYA DENGAN PERSEPSI MENGENAI PERKAWINAN PADA ANAK PEREMPUAN DEWASA AWAL
88. HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA
89. PENGARUH MIKROSISTEM TERHADAP PERILAKU TAWURAN PELAJAR
90. DUKUNGAN SUAMI DALAM MENANGGULANGI KECEMASAN ISTRI PADA TRISEMESTER PERTAMA
91. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KLUB BOLA BASKET DAN KAITANNYA DENGAN PRESTASI ATLET
92. HUBUNGAN ANTARA KONFLIK DAN SELF EFFICACY DENGAN KEPUASAN KERJA PADA POLISI WANITA
93. KETAKUTAN AKAN KEMATIAN DALAM KAITAN DENGAN SIKAP TERHADAP RELIGI PADA INDIVIDU DEWASA MENENGAH YANG BERAGAMA KATOLIK DI JAKARTA BARAT
94. GAMBARAN EMOSI PADA WANITA MENIKAH YANG MELAKUKAN ABORSI PROVOKATUS KRIMINALIS DI SEMARANG BARAT
95. PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MAHASISWA YANG BERTIPE KEPRIBADIAN INTROVERT DAN YANG BERTIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT
96. HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN DENGAN KONFORMITAS PADA REMAJA AKHIR
97. HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
98. PERILAKU PENANGGULANGAN STRES PADA PENYANDANG SYSTEMATIC LUPUS ERYTHEMATOSUS
99. DAMPAK PSIKOLOGIS REMAJA PEREMPUAN YANG MENGALAMI KEKERASAN SEKSUAL OLEH AYAH KANDUNG
100. HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN PERSEPSI TENTANG DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI
101. PENYESUAIAN DIRI PEREMPUAN YANG BEKERJA SEBAGAI PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
102. PENYESUAIAN DIRI PEREMPUAN YANG BERPERAN SEBAGAI MAHASISWI, ISTERI, DAN IBU
103. RENDAHNYA DAYA LENTING DAN PERANANNYA PADA ALKOHOLIK
104. PERBEDAAN ANTARA KEPRIBADIAN TIPE A DENGAN KEPRIBADIAN TIPE B DALAM CARA MENGATASI KONFLIK
105. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU TAMAN KANAK-KANAK
106. PERBANDINGAN HARGA DIRI ANAK (USIA 10-12 TAHUN) ANTARA POLA PENGASUHAN IBU YANG OTORITER, PERMISIF DAN DEMOKRATIS
107. HUBUNGAN ANTARA DERAJAT STRES DAN TINGKAT HARGA DIRI TERHADAP COPING YANG DILAKUKAN OLEH ORANGTUA PENYANDANG AUTISME
108. HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN
109. HUBUNGAN ANTARA URUTAN KELAHIRAN ANAK DAN POLA ASUH ORANG TUA DALAM KELUARGA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ANAK DI SEKOLAH
110. PERSEPSI TERHADAP EFEKTIVITAS PEMIMPIN DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN
111. STABILITAS EMOSI SAMANERA DALAM MELEPASKAN KEMELEKATAN DUNIAWI
112. PERBANDINGAN KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGHUNI APARTEMEN DITINJAU DARI GAYA HIDUP
113. KESEPIAN PADA DEWASA AKHIR. PERBEDAAN ANTARA YANG TINGGAL DI PANTI WERDA DAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA, DI KABUPATEN TANGERANG, BANTEN
114. HARAPAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK DALAM KAITANNYA DENGAN STRES YANG DIALAMI ANAK DALAM BELAJAR
115. PENYESUAIAN DIRI SUAMI YANG MENGALAMI INFERTILITAS
116. PERBEDAAN SIKAP ALTRUISM DALAM INTERAKSI SOSIAL BERDASARKAN GEENDER PADA USIA DEWASA MUDA
117. GAMBAR ANAK-ANAK SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR PERSEPSI ANAK TERHADAP PERCERAIAN ORANGTUA MEREKA
118. HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN PERSUASI JALUR PERIFERAL TERHADAP LEVEL PENGKONSUMSIAN ROKOK PADA USIA DEWASA MUDA
119. HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI, IKLIM ORGANISASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI
120. HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN MODEL CONSCIENTIOUSNESS DAN GAYA MENANGANI KONFLIK COLLABORATING PADA MANAJER
121. PENYESUAIAN DIRI SUAMI YANG MENGALAMI INFERTILITAS
122. HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN UNJUK KERJA
123. PERBEDAAN SIKAP ANTARA DEWASA MUDA DAN DEWASA AKHIR DALAM MEMANDANG KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN
124. HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN AKAN SEMPITNYA LAPANGAN KERJA DENGAN MOTIVASI MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI; JURUSAN MANAJEMEN, UNIVERSITAS TARUMANAGARA
125. HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DAN SIKAP REMAJA TERHADAP IKLAN ROKOK
126. HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KEBUTUHAN AKAN PERSAHABATAN PADA MAHASISWA BARU
127. COPING STRESS ISTRI DALAM MENGHADAPI SUAMI YANG MENJADI PENYALAH-GUNA ZAT
128. KECEMASAN WANITA DEWASA MADYA YANG HIDUP MENJANDA DALAM MENGHADAPI MASA PENUAAN
129. HUBUNGAN ANTARA GEJALA POST POWER SYNDROME DENGAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP MASA PENSIUNAN BANK INDONESIA - JAKARTA
130. RELEVANSI KEBERAGAMAAN TERHADAP MOTIF BERPRESTASI DAN MOTIF BERAFILIASI PADA PEMELUK AGAMA KRISTEN PROTESTAN
131. HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
132. HUBUNGAN ANTARA MOTIF SOSIAL DENGAN PERILAKU ALTRUISME
133. HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONFORMITAS PADA REMAJA
134. PERSEPSI REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP PERAN AYAH DALAM PERKEMBANGAN KARIR
135. HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASPEK-ASPEK TINGKAH LAKU MENCONTEK DIKALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS TARUMANAGARA
136. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MENGENAI DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRES PADA BURUH PABRIK PT TONIKITEX
137. PERBEDAAN KEINTIMAN, GAIRAH, DAN KOMITMEN PADA PASANGAN USIA PERKAWINAN MUDA DAN MENENGAH BERDASARKAN TEORI TRIANGULAR LOVE DARI STENBERG
138. KEDEKATAN HUBUNGAN REMAJA KEMBAR DENGAN SAUDARA KEMBARNYA DAN ORANGTUANYA
139. PERUBAHAN SIKAP PENARI COKEK TERHADAP PELECEHAN SEKSUAL DARI PENONTON LAKI-LAKI
140. PENYESUAIAN DIRI PRIA DEWASA MADYA YANG KEHILANGAN ISTRI KARENA KEMATIAN
141. GAMBARAN EMOSI REMAJA PUTRI YATIM PIATU YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN
142. DINAMIKA PSIKOLOGI PEREMPUAN YANG TELAH MENJALANI BEDAH ESTETIKA
143. HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN HARGA DIRI (self-esteem) PADA REMAJA PUTRI
144. HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN PERSEPSI MAKNA HIDUP PADA PENGHUNI PANTI WERDA
145. PENGARUH TAYANGAN KEKERASAN DALAM FILM TERHADAP PERILAKU AGRESI PADA REMAJA AWAL LAKI-LAKI
146. PERBEDAAN STRES PADA DEWASA AKHIR YANG MENGIKUTI LATIHAN TAI CHI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI LATIHAN TAI CHI
147. HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KEPRIBADIAN NEUROTICISM DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM USIA PERNIKAHAN 1-5 TAHUN
148. PERBEDAAN HARGA DIRI ANTARA REMAJA YANG BERASAL DARI KELUARGA UTUH DENGAN REMAJA YANG BERASAL DARI KELUARGA BERCERAI
149. GAMBARAN EMOSIONAL SUAMI PENDERITA KANKER PAYUDARA
150. PERSEPSI TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM AKSELERASI, SELF-EFFICACY, DAN KAITANNYA DENGAN STRES DI BIDANG AKADEMIS PADA SISWA BERBAKAT
151. PERBEDAAN REMAJA AWAL LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PERILAKU CONFORM PADA PERTEMANAN DAN CLIQUE.
152. DINAMIKA EMOSIONAL KAUM SELIBAT DALAM MENGHADAPI MID-LIFE CRISIS
153. HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA
154. HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KEPUASAN KERJA
155. DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI IBU YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL
156. HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
157. KONFLIK DAN COPING IBU TERHADAP STRES KETIKA AKAN BEKERJA
158. PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESEMBUHAN IBU YANG MENGIDAP KANKER PAYUDARA
159. PERBANDINGAN KONFORMITAS DALAM PEMILIHAN FAKULTAS ANTARA REMAJA AKHIR YANG MEMILIKI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN REMAJA AKHIR YANG MEMILIKI LOCUS OF CONTROL EKTERNAL
160. PENYESUAIAN PERKAWINAN PASANGAN SUAMI ISTRI DAN HUBUNGANNYA DENGAN SIKAP TERHADAP KEHADIRAN ANAK PERTAMA
161. HUBUNGAN ANTARA KESEHATAN MENTAL INDIVIDU DENGAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN KONFLIK DENGAN PENGENDALIAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN KONFLIK INTERPERSONAL PADA KARYAWAN
162. PERBEDAAN KOMPONEN KEINTIMAN, GAIRAH, DAN KOMITMEN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN MENIKAH YANG BERUSIA DEWASA AWAL (20-40 tahun).
163. PERBEDAAN KONSEP DIRI USIA REMAJA AWAL DAN USIA REMAJA MENENGAH PADA REMAJA PUTRI YANG MENETAP DI PANTI ASUHAN
164. HUBUNGAN ANTARA PERILAKU AGRESI PASUKAN PHH BRIMOB DENGAN INTENSITAS UNJUK RASA
165. DINAMIKA EMOSIONAL PELAKU SELF-INJURY
166. PERBANDINGAN TINGKAT BURNOUT ANTARA SUPIR TAKSI DENGAN KEPRIBADIAN A DAN SUPIR TAKSI DENGAN TIPE KEPRIBADIAN B
167. PERSEPSI REMAJA TERHADAP PERAN AYAH DALAM KAITANNYA DENGAN KONSEP DIRI
168. PERSEPSI TERHADAP PERAN ORANGTUA DAN PERAN GURU KAITANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ANAK
169. GAYA HIDUP SEBAGAI INDIKATOR KEPERCAYAAN DIRI
170. PERBANDINGAN PERSEPSI KECANTIKAN MENURUT REMAJA JAWA AN REMAJA KETURUNAN CINA/TIONGHOA YANG ADA DI JAKARTA
171. HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KECEMASAN DALAM MEMILIH PASANGAN HIDUP PADA PEREMPUAN DEWASA AWAL
172. HUBUNGAN ANTARA STRES LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU COPING
173. HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PENOLAKAN TERHADAP SEKS PRANIKAH PADA REMAJA PEREMPUAN
174. PERBEDAAN PENGUASAAAN TUGAS PERKEMBANGAN PADA REMAJA AKHIR ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTRAVERT DENGAN INTRAVERT
175. COPING STRES PADA PELAUT DITINJAU BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN KELUARGA DAN SELF EFFICACY
176. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH KARIR PADA REMAJA
177. PERBEDAAN KEBUTUHAN AFILIASI (MELALUI CHATTING DI INTERNET) ANTARA REMAJA YANG MEMILIKI TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT DAN REMAJA YANG MEMILKI KEPRIBADIAN EKTRAVERT
178. HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICAY DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA JUNIOR SALES PADA PT HYUNDAI MOBIL INDONESIA DI JAKARTA
179. ASPEK-ASPEK RELIGIUS DAN KONSEP DIRI
180. INTENSITAS STRESS, INTENSITAS PERILAKU MEROKOK DAN TIPE KEPRIBADIAN
181. HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA BURUH PT. GREAT GIANT PINEAPPLE, TERBANGGI BESAR, LAMPUNG TENGAH
182. PERANAN PENETAPAN SASARAN DAN KOMITMEN DIRI TERHADAP PRESTASI ATLET BULUTANGKIS
183. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBERIAN HUKUMAN DENGAN PERILAKU INDISIPLINER DI SEKOLAH
184. PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN FISIK KERJA DAN DORONGAN BERPERILAKU AGRESI PADA POLANTAS
185. EFEKTIVITAS METODE COUNSELOR-CENTERED, CLIENT-CENTERED, DAN EXERCISE DALAM MENINGKATKAN HARGA DIRI REMAJA PEREMPUAN YANG MENGALAMI OBESITAS DI JAKARTA
186. HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN PENGETAHUAN SEKSUAL DENGAN PERMISIVIAS PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA
187. PERBANDINGAN PERILAKU AGRESIF ANTARA REMAJA YANG BERASAL DARI KELUARGA BERCERAI DENGAN KELUARGA UTUH
188. PERBEDAAN PEMILIHAN STRATEGI COPING STRESS ANTARA GURU YANG MEMILIKI I-LOC DENGAN E-LOC
189. PERBANDINGAN HARGA DIRI ANTARA MAHASISWA DENGAN
190. PERBEDAAN PEMILIHAN STRATEGI COPING STRES ANTARA MAHASISWA YANG CENDERUNG MEMILIKI TIPE KEPRIBADIANINTROVERT DAN TIPE KEPRIBADIAN EKTROVERT
191. DAMPAK LATIHAN MEDITASI ZEN TERHADAP STABILITAS KONSENTRASI ATLET PANAHAN RAGUNAN
192. PERANAN ORIENTASI NILAI RELIGIUS DALAM PERNIKAHAN PASANGAN DEWASA MUDA KRISTEN YANG MENGALAMI KETIDAKHARMONISAN
193. HUBUNGAN ANTARA KETERIKATAN (ATTACHMENT) REMAJA PUTRI PADA IBU DENGAN MOTIF AFILIASI
194. HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN SIKAP TERHADAP ROKOK PADA REMAJA
195. HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KEKERASAN FISIK IBU PADA ANAK TERHADAP MUNCULNYA PERILAKU AGRESIF PADA ANAK SMP
196. STUDI PERBANDINGAN SELF-EFFICACY ANTARA MAHASSWA ETNIK TIONGHOA DENGAN MAHASISWA ETNIK JAWA
197. HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU BERJUDI. Studi pada remaja yang berjudi di daerah Mangga Dua, Serang
198. HUBUNGAN ANTARA TINGKAH LAKU AGRESI DAN KONSEP DIRI PADA PARTISIPAN PENCAK SILAT
199. PENYESUAIAN DIRI ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN.
200. HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN SIKAP TERHADAP PERKAWINAN ANTARAGAMA PADA DEWASA AWAL
201. STUDI TENTANG KEPUASAN KERJA TERHADAP KARYAWAN GOLONGAN UTAMA PADA DIREKTORAT HILIR DI KANTOR PUSAT PT PERTAMINA (Persero).
202. PENYESUAIAN MENUJU KESEJAHTERAAN EMOSIONAL PENDERITA KANKER PAYUDARA: “Tinjauan menurut Teori LeMaistre (1995)”.
203. KEPUASAN KERJA SALES ASURANSI PERUSAHAAN X DI JAKARTA
204. PERBEDAAN RASA AMAN (Secure attachment) TERHADAP IBU REMAJA AWAL LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN.
205. SIKAP TERHADAP TAYANGAN IKLAN SHAMPO DI TELEVISI DAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA. Studi Pada 177 Siswa SMU Tirta Marta BPK Penabur, Jakarta
206. HUBUNGAN ANATARA SENSATION SEEKING DAN SELF-ESTEEM PADA PENDAKI GUNUNG
207. DUKUNGAN SOSIAL DALAM KAITANNYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA AWAL
208. PENYESUAIAN DIRI UNTUK MENGATASI KESEPIAN PADA PEREMPUAN DEWASA AKHIR PENGHUNI PANTI WREDA
209. PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJADI IMAM GEREJA KATOLIK
210. MEMELIHARA ANJING SEBAGAI SARANA UNTUK MENGATASI KESEPIAN PADA LANSIA
211. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA KANKER LEHER RAHIM
212. PERBANDINGAN GAYA RESOLUSI KONFLIK ANTARA KARYAWAN DENGAN TINGKAT SELF MONITORING TINGGI DAN SELF MONITORING RENDAH
213. PERBANDINGAN TINGKAT PERILAKU ALTRUISME DIANTARA TIPE-TIPE KEPRIBADIAN YANG BERBEDA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI
214. PERBEDAAN PERSUASI ANTARA TENAGA PENJUAL YANG BEKERJA LANGSUNG (direct sales) DENGAN TENAGA PENJUAL YANG BEKERJA TIDAK LANGSUNG (indirect sales)
215. HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN SELF-CONTROL DENGAN MOTIVASI MENURUNKAN GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II
216. SIKAP TERHADAP BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI. STUDI PADA 62 KARYAWAN PERUSAHAAN KONTRAKTOR, JAKARTA BARAT
217. PERBEDAAN PENILIAN MORAL REMAJA KRISTEN YANG MENGIKUTI KELOMPOK KECIL DAN TIDAK MENGIKUTI KELOMPOK KECIL
218. MAHASISWA DAN PERILAKU AGRESI (SEBUAH STUDI KUALITATIF PADA MAHASISWA PESERTA TAWURAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA)
219. COPING TERHADAP POSTPARTUM BLUES PASCASALIN
220. MANFAAT BREATHING MINDFULNESS MEDITATION BAGI KESEHATAN MENTAL INDIVIDU
221. HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SUAMI DAN PENYESUAIAN DIRI ISTRI PADA KEHAMILAN ANAK PERTAMA
222. COPING STRES ANAK JALANAN LAKI-LAKI YANG MENGALAMI KEKERASAN FISIK
223. HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN KONFORMITAS DALAM PENGKONSUMSIAN ALKOHOL
224. PERBANDINGAN TINGKAT KESEPIAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
225. HUBUNGAN ANTARA RASA PERCAYA DIRI TERHADAP MUNCULNYA PERILAKU AGRESIF PADA ATLET BOLA BASKET
226. KECEMASAN INDIVIDU DEWASA MUDA TERHADAP PERKAWINAN
227. HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PRESTASI KADEMIK MAHASISWA PADA MATA KULIAH PSIKOMETRI
228. PERBEDAAN SIKAP ANTARA MAHASISWA PRIA DAN WANITA TERHADAP IKLAN HUMOR DI TELEVISI
229. GAMBARAN FAKTOR PELINDUNG RESILIENSI DI SEKOLAH DASAR
230. STUDI PERBANDINGAN: PERBEDAAN RESILIENSI ANTARA ANAK-ANAK ETNIS MINANGKABAU DAN ANAK-ANAK ETNIS TIONGHOA DI PERANTAUAN
231. UPAYA COPING TERHADAP PELECEHAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA
232. HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DA STRES KERJA GURU
233. DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESEHATAN FISIK DAN MENTAL PADA INDIVIDU DEWAS AKHIR
234. DAMPAK PARENTAL ALIENATION SYNDROME PADA ANAK
235. PENGARUH MUSIK KLASIK KARYA WOLFGANG AMADEUS MOZART TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT JANGKA PENDEK PADA REMAJA
236. PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG DIRAWAT DI RUMAH OLEH IBU DAN YANG DIRAWAT DI TEMPAT PENITIPAN ANAK
237. DAMPAK KEKERASAN PSIKOLOGIS SUAMI TERHADAP HARGA DIRI ISTRI
238. PERBEDAAN PERILAKU KONSUMTIF ANTARA METODE PEMBAYARAN KARTU KREDIT DAN UANG TUNAI
239. HUBUNGAN ANTARA SELF-MONITORING DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA AKHIR PUTERI
240. PERBANDINGAN TINGKAT KETERLIBATAN KERJA DITINJAU DARI TIPOLOGI KEPRIBADIAN HOLLAND
241. KEBERAGAMAN DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA PEMELUK AGAMA KRISTEN
242. STUDI KORELASIONAL: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KEPUASAN PEGAWAI SIPIL DEPARTEMEN “X” Divisi PUSAT DATA INFORMASI (PUSDATIN).
243. GAMBARAN KONFLIK DAN REAKSI ISTRI TERHADAP PENGULANGAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
244. INTENSI MAHASISWA UNTUK MELAKUKAN TAWURAN
245. PENYESUAIAN PERKAWINAN ANTAR BANGSA
246. GAMBARAN NILAI DAN KEBUTUHAN PEREMPUAN YANG BERPROFESI SEBAGAI PEKERJA SEKS
247. PERANAN DUKUNGAN ISTRI TERHADAP COPING STRES ROHANIWAN KRISTEN PROTESTAN
248. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT STRES PADA PENDERITA HIPERTENSI
249. PERASAAN INFERIORITAS PADA REMAJA CACAT FISIK DAN KOMPENSASINYA
250. STUDI PERBANDINGAN KONSEP DIRI ANTARA REMAJA JALANAN YANG MENGALAMI KEKEKRASAN DENGAN REMAJA JALANAN YANG TIDAK MENGALAMI KEKERASAN
251. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP STATUS LAJANG DENGAN KEBUTUHAN BERPRESTASI PADA PEREMPUAN DEWASA MUDA
252. PENYESUAIAN DIRI ISTERI PERTAMA DALAM PERKAWINAN POLIGINI
253. EFEKTIVITAS LVEP (Living Values: An Educational Program) DALAM MENINGKATKAN HARGA DIRI REMAJA AKHIR DI JAKARTA
254. HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN COPING STRES PADA AGEN ASURANSI PT. X.
255. HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AKAN PERSAHABATAN DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA REMAJA AWAL
256. HUBUNGAN RESILIENSI DAN PRESTASI AKADEMIK PADA ANAK TUNARUNGU
257. PENGARUH SISTEM MIKRO TERHADAP KECENDERUNGAN HOMOSEKSUALITAS
258. PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA REMAJA PRIA PENYALAHGUNA OBAT DENGAN REMAJA PRIA BUKAN PENYALAHGUNA OBAT TERHADAP KOMUNIKASI DENGAN ORANGTUA
259. PENYESUAIAN DIRI WANITA KARIR TINGKAT MANAJERIAL PADA MASA PENSIUN
260. PRASANGKA JENDER ANTARA PADUAN SUARA HOMOGEN DAN HETEROGEN
261. KESEHATAN MENTAL REMAJA YANG PERNAH MENGALAMI UPAYA ABORSI
262. HUBUNGAN KOHESI DAN PERINGKAT TIM BOLA BASKET YANG MENGIKUTI KOMPETENSI IBL (Indonesian Basketball League).
263. PENYESUAIAN DIRI REMAJA AKHIR DENGAN POLA MAKAN LACTO-OVO VEGETARIAN DALAM KELUARGA NON VEGETARIAN
264. PERBEDAAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP KEGIATAN BODY PIERCING
265. PENYESUAIAN DIRI ORANGTUA YANG MEMILIKI ANAK INDIGO
266. PERBEDAAN SOSIALISASI ANTARA REMAJA AKHIR YANG BERTIPE KEPRIBADIAN A DAN YANG BERTIPE KEPRIBADIAN B
267. PENGARUH TERAPI ABA (APPLIED BEHAVIORAL ANALYSIS) TERHADAP KEBERHASILAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BINA DIRI ANAK AUTISME BERUSIA PRA SEKOLAH
268. HUBUNGAN ANTARA FRUSTASI DENGAN HOSTILE AGGRESION DALAM PERTANDINGAN PADA PEMAIN SEPAKBOLA KOMPETISI PROFESIONAL
269. EFEKTIVITAS LIVING VALUES: AN EDUCATIONAL PROGRAM TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL REMAJA
270. HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PENERIMAAN KELOMPOK SEBAYA PADA REMAJA
271. GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PRAMUGARI
272. KOMITMEN KARYAWAN TERHADAP ORGANISASI DITINJAU DARI PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN
273. PERSEPSI REMAJA KETERGANTUNGAN NAPZA MENGENAI DUKUNGAN KELUARGA SELAMA MASA REHABILITASI
274. PERBEDAAN PENGGUNAAN SELF REGULATED LEARNING YANG BERORIENTASI PADA MASTERY GOAL DAN PERFORMANCE GOAL PADA SISWA SMA DI JAKARTA PUSAT
275. KONFLIK PERAN REMAJA PRIA YANG MENIKAHI KEKASIHNYA YANG TELAH HAMIL
276. PENYESUAIKAN DIRI ISTRI NON BALI TERHADAP SISTEM KEKERABATAN DAN UPACARA-UPACARA KEAGAMAAN SUAMI BALI HINDU
277. HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN KERJA DENGAN BURNOUT PADA GURU SEKOLAH DASAR
278. HUBUNGAN ANTARA IDENTITY ACHIEVEMENT DENGAN INTIMACY PADA REMAJA SMA
279. HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN CITRA TUBUH DAN HARGA DIRI PENARI PEREMPUAN PADA MASA TRANSISI DEWASA MUDA
280. RESILIENSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN NAPZA PADA REMAJA
281. HUBUNGAN ANTRA RESILIENSI DAN TINGKAT STRES PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN
282. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA TERHADAP PARENTAL MONITORING DENGAN KEBUTUHAN BERAFILIASI
283. HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN CITRA TUBUH PADA REMAJA PUTERI
284. PERBANDINGAN PERASAAN MALU DAN PERASAAN BERSALAH ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
285. PERSEPSI ANAK BERBAKAT INTELEKTUAL TERHADAP PERAN ORANGTUA DALAM MEMOTIVASI PRESTASI ANAK
286. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES KERJA DENGAN COPING STRESS
287. PERBANDINGAN REGULASI EMOSI PADA REMAJA PRIA DAN WANITA
288. KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP PENDERITA DIABETES MELITUS TERHADAP KUALITAS LAYANAN PERAWAT DI HOLISTIK CENTRE WANAYASA
289. KOMITMEN KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL
290. PERAN DUKUNGAN SOSIAL DALAM MENANGGULANGI PERASAAN DEPRESI PADA PEREMPUAN PENGIDAP HIV
291. HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN BERAGAMA UMAT ISLAM DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA MASYARAKAT BETAWI
292. HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANGTUA DAN ANAK MENGENAI SEKSUALITAS DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH
293. HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN VISUAL IMAGERY DENGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA BACAAN JENIS EKSPOSITORI
294. PERBEDAAN SIKAP TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRANIKAH ANTARA REMAJA YANG DIBERI PENYULUHAN DAN YANG TIDAK DIBERI PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
295. PERBEDAAN ANTARA LOW DAN HIGH SELF MONITORING TERHADAP PERSEPSI BERPAKAIAN PADA WANITA DEWASA MUDA
296. GAMBARAN KUALITAS KETERIKATAN ANTARA ANAK DENGAN IBU, DAN PENGASUHNYA
297. DIMENSI ORIENTASI RELIGIUS DAN GEJALA DEPRESI PADA REMAJA AKHIR BERAGAMA KRISTEN PROTESTAN
298. HUBUNG ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM LINGKUNGAN KELAS DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
299. PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF MONITORING TINGGI DAN RENDAH
300. PERSEPSI IBU TERHADAP SECURE ATTACMENT ANAK PADA KELOMPOK IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA
301. PENYESUAIAN DIRI ISTRI YANG MEILIKI SUAMI PASCA STROKE BERAT
302. HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS DENGAN PRASANGKA RASIAL DARI WARGA NEGARA INDONESIA KETURUNAN TIONGHOA TERHADAP PRIBUMI
303. HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN DAYA PERSUASI PADA SALES PROPERTI
304. HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN BERAGAMA DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA REMAJA AKHIR
305. HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI AGRESIF DAN PERSEPSI TERHADAP KONFLIK PADA PASANGAN DEWASA MUDA
306. PENYESUAIAN DIRI IBU YANG MEMILIKI ANAK GAY
307. KECEMASAN REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA KARENA KEHAMILAN PRANIKAH
308. PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PERAN DOSEN DALAM PBM TERHADAP NILAI MATA KULIAH KOMPAS SAN SISTEM KEMUDI
309. PERBEDAAN PERSEPSI ORANGTUA/PENGASUH PADA TINGKAT OTONOMI ANTARA KELOMPOK ANAK PRASEKOLAH YANG MENGIKUTI PENDIDIKAN MONTESSORI DENGAN NON MONTESSORI
310. GEJALA BURNOUT DAN PERSEPSI DUKUNGAN REKAN SEKERJA PADA PERAWAT UNIT PERAWATAN INTENSIF
311. RESILIENSI DAN SIKAP TERHDAP PENGGUNAAN NAPZA PADA REMAJA
312. HUBUNGAN ANTARA INTELIGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA SMA
313. KEMANDIRIAN ANAK SULUNG PEREMPUAN USIA 15-18 TAHUN PASCA KEMATIAN IBU
314. PERBEDAAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING BERDASARKAN POLA ADULT ROMATIC ATTACHMENT PADA DEWASA MUDA
315. PENYESUAIAN DIRI ISTRI SETELAH PERISTIWA KEMATIAN MENDADAK SUAMI
316. GAMBARAN PERSEPSI DAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP KUALITAS LAYANAN RUMAH SAKIT
317. CEREBAL PALSY DAN ANALISIS REAKSI KELUARGA BERDASARKAN KONSEPTUAL MATRIS PROFESIONAL INTERPRESTASI KELUARGA
318. PERBANDINGAN TINGKAT BURNOUT DI ANTARA KEPRIBADIAN FIVE FACTOR MODELS PADA PERAWAT RAWAT INAP
319. PROSES COPING STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA
320. KECEMASAN YANG DIALAMI OLEH ORANG YANG TERINFEKSI HIV/AIDS
321. GAMBARAN PERASAAN KESEPIAN YANG DIALAMI OLEH IBU SEBAGAI ORANGTUA TUNGGAL DAN CARA MEREKA MENGATASINYA
322. DUKUNGAN KELUARGA PADA REMAJA AKHIR YANG MENGALAMI KEHAMILAN PRANIKAH DAN TIDAK MELAKUKAN ABORSI
323. HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN INTIMACY PADA DEWASA AWAL
324. TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA
325. PENYESUAIAN DIRI MENANTU PEREMPUAN TERHADAP IBU MERTUA YANG TINGGAL SERUMAH (DALAM ETNIS TIONGHOA)
326. HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATED LEARNING DENGAN PRESTASI BELAJAR
327. GAMBARAN RESILIENSI PADA MANTAN ANAK JALANAN YANG TINGGAL DI RUMAH SINGGAH
328. HUBUNGAN ANTARA KEBEBASAN BERAGAMA DENGAN KECEMASAN PADA NARAPIDANA PEREMPUAN MENJELANG MASA BEBAS
329. HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN DAN RESILIENSI PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER
“SEKIAN”

dasar dasar riset keperwatan

Dalam melakukan penelitian terlebih dahulu kita tentukan atau mencari masalah yang yang uptodete adapun susunannya :
1. bab 1 pendahuluan
a.latar belakang
b.perumusan masalah
c.tujuan penelitian
d.manfaat penelitian
2.bab 2 tinjauan pustaka
3.bab 3 kerangka kerja penelitian
a.kerangka teori
b.kerangka konsep
c.hipotesa penelitian
d.variabel penelitian
e.definisi operasional
4.bab 4 met
a.desain penelitian
b.populasi dan sampel
c.tempat penelitian
d.pengumpulan data
e.etika penelitian
f.pengolahan data
g.analisa data

pemberian susu formula pada bayi

A.SUSU FORMULA
susu formula adalah susu pengganti asi yang biasa di di berikan oleh ibu ibu kepada anaknya di karenakan oleh beberapa faktor diantaranya yang paling utama adalah kesibukan ibu khususnya wanita/atau ibu karir, namun tidak jarang juga pemberian susu formula di berikan atas dasar keadaan ibu cinohnya keadaan ibu yang yang kurang fit.
B. kandungan susu formula secara umum
Omega-3 DHA atau AA/ARA dan lainnya? Sebenarnya, semua kandungan gizi itu sudah ada di dalam ASI. Namun tidak semua ibu dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan anaknya dengan ASI. Agar kebutuhan nutrisi anak terpenuhi, para produsen susu formula kemudian membuat produk yang komposisinya mendekati ASI, dan menambahkan elemen nutrisi penting tersebut. Hingga saat ini, komposisi zat 'buatan' tersebut terbukti memberikan manfaat plus bagi kesehatan bayi dan anak.
c.kapan susu formula paling baik di berikan
pada umu 0-6 bulan hanya di berikan ASI eksklusif sedangkan untuk susu formula di berikan pada umur 6-12 bulan karena kandungan dari masing masing susu dan jumlah kandungan gizi yang di butuhkan pada masa tersebut berbeda beda.

malformasi anak

A. DEFINISI
 Malfomasi Anorektal(Anus Imperforata) adalah malformasi congenital di mana rectum tidak mempunyai lubang keluar ( Wong,D.L,2003 :520 )
 Anal agenesis atau anal atresia merupakan perkembangan embrionik yang tidak lengkap dari anus yaitu bagian yang paling distal dari anus.(Broyles,B.E,1997:303)

B. ETIOLOGI
Malformasi anorektal dapat disebabkan oleh adnya kegagalan komplek pertumbuhan septum urorektal,struktur mesoderm lateralis, dan struktur ektodrem dalam pembentukn rectum dan traktus urinarius bagian bawah ( Markum,A.H,1991 :248 )

C. PATOLOGI DAN KLASIFIKASI
Asal/sumber dari anus dan rectum adalah suatu struktur embriologik yang disebut dengan cloaca . Pertumbuhan kesampng pada struktur ini membentuk urorectal septum yaitu bagian dorsal rectum disaluran kemih bagian ventral ( yang mengenai perut ) kedua system dari rectum dan urinary menjadi bagian yang lengkap pada 7 minggu dari gestasi. Pada waktu yang saam bagian dari urogenital pada asal cloaca yang siap pada suatu pembukaan luar dimana bagian anal itu tertutup oleh membrane yang membuka pada 8mgdari gestasi.
Abnormalitas dalam perkembangan dari proses ini mengarah pada tingkat yang bermacam-macam.mengarah ke suatu pandangan anomali, banyak yang mengarah saluran intestinal bawah dan struktur genito urinari. Hubungan yang menyatu/terus menerus antara geniti urinary dan bagian rectal dari cloaca menghasilkan fistula.


Type :
1. High anal agenesis adalah perkembangan tidak sempurna dari anus yang berat dimana tidak terdapat kantung perut diatas otot yang mengakat anus
2. Low anal agenesis adalah perkembangan tidak sempurna dari anus yang ringan dimana kantung perut terletak dibawah otot yang mengangkat anus. (Broyles,B.E)
a. Anal stenosis adalah penyempitan yang bersifat congenital pada anorektal anal yang dapat di derita pada beberapa daerah dekat atau jauh dari semua ukuran.
b. Imerforata anal membrane adalah kemunculan dari suatu membrane cutaneus yang kecil terus menerus melewati pembukaan anus.
c. Rektal atresia diderita ketika rectal anal itu tidak mengarah pada kondisi anus yang normal
Anomali bawah
Rektum memounyai jalur desenden normal melalui otot puborektalis ,tredapat spingterinternal dan eksternal yang berkembang baik dengan fungsi normal dan tidak terdapat hubungan dengan saluran genitourinarius
Anomali intermediate
Rectum berada pada atau dibawah tingkat otot puborektalis, lengsung anal dan spingter eksternal berada pada posisi yang normal

Anoamli Tinggi
Ujung rectum diatas otot puborektalis ,dan spingter internal tidak ada .Hal ini berhubungan dengan fistula genitourinarius rektouretral ( pria ) atau rekto vaginal (wanita )

Laki-laki
1. Perineal fistula
Perineal (kutaneus) fistula merupakan kelainan pada semua jenis kelamin. Pasien mempunyai orifisium yang kecil dalam perineum anterior ke pusat dari spingter eksternal tertutup pad skrotum pada laki-laki atau ke vulva pada perempuan. Pada laki- laki dengan tipe malformasi bucket handle atau blac ribbon. Tipe struktur menunjukkan suatu fistula subepitheliel menyatu dengan mekonium. Pasien biasanya mempunyai suatu bentuk sachrum yang baik ...............................frekuensi tidak lebih dari 10 %. Dignosis ditegakkan dengan inspeksi perineal sederhana. Tidak ada pemeriksaan lanjut yang dianjurkan dan kalinan ini dapat diperbaiki tanpa suatu tindaakn kolostomi.
2. Rektouretral fistula
Pada kasus ini rektum dapat berada dibagian bawah dari urethra ( Bulbar Urethra ) atau pada bagian atas dari urethra ( prostatik urethra ). Mekanisme spinkter biasanya statis, sedikit pasien mempunyai otot perineal yang lemah dan suatu perineum yang kelihatan datar. Sachrum mungkin mempunyai derajat peerbedaan dari penurunan perkembangan pada kasus rekto urethral prostatik fistula. Kebanyakan pasien mempunyai suatu bentuk midline perineal groove dan anus yang cekung. Pasien membutuhkan suatu tindakan kolostomi sejak lahir. Pembedahan yang komplit dilakukan setelah hidup.
3. Rektovesikal fistula
Pasien yang mempunyai rektovesikalfistula menyatu dengan traktus urinary pada tingkat leher kandung kemih. Mekanisme spinkter menunjukkan perkembangn yang sangta kurang. Sakrum mengalami deformasi dan biasanya tidak ada. Perineum kelihatan datar. Suatu kolostomi diberikan sejak fase baru lahir diikuti dengan penelitian ulang pembedahan setelah hidup.
4. Imerforasi anus tanpa fistula
Pada kelainan ini rektum tertutup secara menyeluruh, dan biasanya ditemukan kira-kira 2 cm diatas kulit perineal. Mekanisme spinkter dan sakrum baik., perkembangn fungsinya baik dan sangat mirip pad pasien denagn rectourethral bulbar fistula. Kolostomi diindikasikan setelah periode baru lahir dan biasanya berhubungan denagn Sindrom Down.
5. Rektal atresia
Kelainan ini jarang diderita hanya 1 % dari anomali anorektal. Pada pasien tampak mempunyai kanal anal dan anus yang normal ........................................Ora ngerti. Terdapat obstruksi sekitar 2 cm di atas tingkatan kulit. Pasien membutuhkan perlindungan kolostomi. Kemajuan fungsinya sangat bagus karena mereka mempunyai mekanisme spinkter dan sensasi yang normal ..................ora ngerti.
Perempuan
1. Vestibular fistula
2. Persisten kloaka

D. PATOFISIOLOGI
Perkembangan tidak sempurna dari anus (anal agenesis) merupakan hasil dari migrasi yang tidak lengkap dan perkembangan dari hindgut (struktur embrionik dimana usus.belakang dibentuk) antara 7-10 mg dari perkembangan janin. Kegagalan migrasi ini dapat juga dihasilkan dalam perkembangan tidak sempurna dari sakrum ( sacral agenesis) dan dalam abnormalitas dari uretra dan vagina dengan tidak mengalami pembukaan dari usus besar ke bagian luar. Zat fecal tidak dapat dikeluarkan hingga terutama menjadi obstipasi usus dan keras atau berat.

E. KOMPLIKASI
Intestinal obstruksi

F. MANIFESTASI KLINIS

Kegagalan berdefekasi mekonium saat lahir
Tidak membuka/stenosis dari anorektal kanal
Adanya membran anal
Adanya fistula eksternal ke perineum
Muntah berwana hijau pada umur 24 -48 jam sejak lahir
Bila fistula rektouretral terjadi pada laki-laki akan terdapat pengeluaran atau flatus pada saluran kemih.
Pada tipe letak rendah akan tampak mekonium atau warna kebiruan dibawah membran fistula.
Konstipasi karena stenosis orifisium ektopik

( Wahidyat ,Iskandar,1985:204 ; Broyles,B.E,1997:303 ,Rendell,S.J,1994:251 )

G. TES DIAGNOSTIK

Pengkajian dini dari lahir untuk menentukan patency dari rectum dengan small finger atau rectal tuba
Ultrsound dan CT Scan untuk menentukan tipe atau level dari lesi
Flat plate radiograph dari abdomen untuk menentukan level dari lesi
( Broyles,B.E,1997;303)















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN FOKUS

1. Pengkajian bayi baru lahir untuk mengetahui adanya kelainan
2. Tidak adanya pengeluaran mekonium dalam 24 jam setelah lahir
3. Gunakan termometer rektal untuk menentukan kejelasan.
4. Munculnya feses dalam urin , vagina pada lekukan kulit.
5. Pengkajian psikososial pada orang tua pada ketidaksempurnaan anak.

B. KEMUNGKINAN DIAGNOSA YANG MUNCUL

1. Inkontensia usus berhubungan dengan formasi tidak lengkap dari anus.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan colostomy
3. Ansietas (parental) berhubungan dengan kebutuhan pembedahan dan kehilangan kesempurnaan anak
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kebutuhan perawatan rumah (home care) dan pembedahan.


C. PERENCANAAN

1. Anak akan berdefekasi dengan pelan, terbentuk feses tanpa nyeri dan perdarahan
2. Kulit di sekitar kolostomi menjadi pink, kering dan bebas dari pecah-pecah, luka insisi akan bebas dari kemerahan, bau dan adanya cairan (pus).
3. Orang tua akan mengungkapkan perasaannya, mengerti dari kebutuhan yang sedang diberikan.
4. Orang tua akan menunjukkan kemampuan untuk melakukan dilatasi anal dan merawat setelah tindakan colostomy.

D. INTERVENSI

Kerusakn integritas kulit berhubungan dengan colostomy

1. Mengarahkan fungsi usus dan menjaga integgritas kulit
a. Memberikan perawatan kulit dari sisi anoplasty dan menjaga kebersihan kulit disekitar
b. Pantau adanya tanda-tanda kemerahan, bau dan cairan.
c. Berikan posisi side-liying dengan kaki fleksi dan tengkurap dengan panggul elevasi untuk mengurangi edema dan penekanan dari efek pembedahan.
d. Gunakan hypoallergik colostomy untuk melindungi kulit sensitif pada bayi baru lahir.
e. Menjaga NPO dan memberikan iv hydration sampai fungsi usus kembali normal.
f. Kaji luka colostomy untuk mengetahui munculnya warna pink dan mengetahui tidak adanya purulen atau kulit pecah-pecah.
g. Mulai dilatasi anal segera setelah pembedahan.


2. Memberikan dukungan secara moral kepada orang tua dan anak
a. Anjurkan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan.
b. Berikan pada orang tua informasi tentang kondisi anak, treatment pembedahan, dan home care.
c. Anjurkan orang tua untuk ikut berpartisipasi dalam perawatan anaknya.
d. Memberi dukungan kepada orang tua untuk meningkatkan ketrampilan perawatan di rumah.
e. Mempererat hubungan orang tua dan bayi
f. Jelaskan kebutuhan cairan iv, NG suction, ttv, dan pengkajian.
3. Memberikan instruksi home care pada orang tua (memberitahu, menjelaskan tentang home care )

E. EVALUASI
1. anak tidak menunjukkan gejala dari kulit atau tanda kolostomi
2. Orang tua mengungkapkan perasaanya tentang kondisi dan kebutuhan tindakan pembedahan
3. Orang tua dapat menunjukkan kemampuan untuk perawatan home care bagi bayi dengan kolostomi
4. Anak menunjukkan fungsi BAB kembali normal